Jumat, 17 April 2015

Sekilas Tentang Amethys



Amethyst adalah nama yang digunakan pada kuarsa yang berwarna ungu. Warna ini disebabkan oleh pengotor/ impurities besi (Fe4 +) sekitar 10s sampai 100s ppm.
Amethyst dijumpai umumnya berwarna ungu merah muda terang ke ungu. Amethyst dapat juga  dijumpai berwarna sekunder, merah dan biru. Varietas terbaik dari Amethys dapat ditemukan di Siberia, Sri Lanka, Brazil dan Timur jauh. Kelas yang terbaik disebut "Deep Siberian" dan memiliki rona ungu utama sekitar 75-80%, dengan biru 15-20% dan (tergantung pada sumber cahaya) warna sekunder merah. Kuarsa Hijau kadang-kadang salah disebut juga hijau amethyst, nama ini bukan nama yang tepat untuk mineral ini, terminologi yang tepat yaitu Prasiolite. Nama lain untuk kuarsa hijau yaitu vermarine atau kapur citrine.
Nama ini berasal dari bahasa Yunani Kuno ("tidak mabuk"),sebuah keyakinan bahwa batu ini melindungi pemiliknya dari mabuk. Orang-orang Yunani dan Romawi kuno mengenakan amethyst dan berkeyakinan bahwa hal tersebut akan mencegah keracunan.
Amethys merupakan kuarsa yang sangat spesial. Meskipun amethys berada pada beberapa batuan yang berbeda dalam proses pembentukan yang berbeda pula, namun kebanyakan amethys mempunyai kesamaan propertis, tidak hanya warnanya saja.
Warna dari amethys sangat bervariasi mulai dari ungu pink pucat sampai biru gelap keunguan, dengan shading berwarna merah ataupun abu – abu. Sering kali dijumpai distribusi warnanya yang tidak sama rata ataupun tidak merata sempurna, warnanya sangat kuat pada ujung kristalnya. Amethys memperlihatkan warna dichroisme lemah, dengan perubahan warna dari abu – abu keunguan menjadi ungu.
Amethys memperoleh warnanya pada energi radiasi yang tinggi. Contohnya sinar gamma ray dari sumber radioaktif (Berthelot, 1906) dan kehadiran besi didalam lattice kristalnya (Holden, 1925). Penyinaran  mengakibatkan atom besi Fe (+3) yang memungkinkan menggantikan silika ditengah tengah SiO4 tetrahedra menghilangkan elektron lainnya dan membentuk Fe(3+) sebuah tahap oksidasi yang tidak biasa pada besi (Lehmann and Moore, 1966). Dengan catatan bahwa pewarnaan besi dan tandanya agaknya tidak selamanya hadir didalam kisi – kisi sebagai ion yang ideal (Fe3+ and Fe4+). Elektron dilepasakan dari besi dengan penyinaran yang kemungkinan ditangkap oleh ion lain, tetapi terdapat perbedaan model yang begitu persis pada pusat warna Fe(+4) yang stabil. Berdasarkan teori Lehmann et.al (1973), elektron yang dilepaskan dari Fe3+ ke pembentukan Fe4+ adalah ditangkap oleh Fe3+ yang lain ditempat lain didalam kisi – kisi yang mendapatkan pengurangan Fe2+, jadi warna pusat akan menjadi sebuah pasangan [FeO4]2+/Fe2+ dibentuk didalam reaksi :
[FeO4]- + Fe3+ → [FeO4]0 + Fe2+
Amethys dapat muncul di dalam berbagai crystal habits dan growth patterns. Beberapa dari mereka menjadi tipe dari amethys. Amethys di dalam batuan vulkanik adalah berbentuk prismatik pendek, muka dari prism terkadang tidak berkembang pada semua mineral. Pada banyak lokasi di batuan beku dan batuan metamorf tingkat tinggi contohnya dipegunungan alpen, amethys tumbuh sebagai scepter pada bagian atas dari kristal batuan atau pada smoky kuarsa. Disamping terdapatnya sampel kristal amethys yang relatif memanjang.
Amethys yang paling terkenal dan mempunyai nilai komersial yang penting berada pada batuan volkanik. Berbentuk memanjang pada pengisian rongga gas dengan varietas kuarsa. Amethys juga dijumpai pada batuan beku dan terkadang pada batuan metamorf, yang dapat mengandung cukup trace elemen radioaktif untuk menyinari kristal. Amethis dari batuan sedimen sangat jarang dijumpai, dan kristal selalu berwarna sangat pucat. Amethys juga biasanya dijumpai pada endapan biji. Untuk menbentuk kisi – kisi kristal kuarsa, besi membutuhkan kehadiran Fe3+ dan bukan Fe2+. Amethys kemungkinan tidak dapat terbentuk di dalam cairan liquid  yang mengandung jumlah agen redusing yang besar, seperti H2S atau methana, CH4, yang salah satunya bisa sebagai penstabil Fe2+ atau pereduksi Fe3+ ke  Fe2+. Oksigen hadir didalam cairan liquid yang akan menyebabkan terbentuknya Fe3+. Sebagai contoh di dalam beberapa endapan biji , mineral di bagian yang datang dibawah pengaruh dari air meteoric bisa terjadi alterasi atau oksidasi, dan karenanya dapat terjadi karatan disemua bagiannya, bagian ini disebut iron gossan.
Physical Properties of Amethyst
Mohs Hardness
7
Specific Gravity
2.65
Tenacity
Brittle
Cleavage Quality
None
Fracture
Conchoidal
Optical Properties of Amethyst
Refractive Index
1.544 to 1.553
Birefringence
0.009
Pleochroism
Weak: (gray)-purple - reddish-purple
Dispersion
0.013
Colour
Colour (General)
Purple, violet, pale red-violet
Colour (Daylight)
Some amethysts lose some color in daylight.
Colour (Chelsea Filter)
Reddish
Causes of Colour
Violet to purple, O2+→Fe4+ charge transfer, due to irradiation.
Transparency
Transparent,Translucent
Fluorescence & other light emissions
Fluorescence (General)
Inert to weak greenish or bluish
Crystallography of Amethyst
Crystal System
Trigonal
Habit
Hexagonal prisms
Geological Environment
Where found:
Found in geodes in alluvial deposits.




*Di tulis dari berbagai sumber