Amethyst
adalah nama yang digunakan pada kuarsa
yang berwarna ungu. Warna ini disebabkan oleh
pengotor/ impurities besi (Fe4 +)
sekitar 10s sampai 100s ppm.
Amethyst
dijumpai umumnya berwarna ungu merah muda terang ke ungu.
Amethyst dapat juga dijumpai berwarna
sekunder, merah dan biru. Varietas terbaik dari Amethys dapat ditemukan di Siberia, Sri Lanka, Brazil dan
Timur jauh. Kelas yang terbaik disebut "Deep
Siberian" dan memiliki rona ungu utama sekitar 75-80%, dengan
biru 15-20% dan (tergantung pada sumber cahaya) warna sekunder merah.
Kuarsa Hijau kadang-kadang salah disebut juga hijau amethyst, nama ini bukan nama yang tepat untuk mineral ini, terminologi yang tepat yaitu
Prasiolite. Nama lain untuk
kuarsa hijau yaitu vermarine
atau kapur citrine.
Nama
ini berasal dari bahasa Yunani Kuno
("tidak mabuk"),sebuah keyakinan bahwa batu ini melindungi pemiliknya dari
mabuk. Orang-orang Yunani dan Romawi kuno mengenakan amethyst dan berkeyakinan
bahwa hal tersebut akan mencegah keracunan.
Amethys
merupakan kuarsa yang sangat spesial. Meskipun amethys berada pada beberapa
batuan yang berbeda dalam proses pembentukan yang berbeda pula, namun
kebanyakan amethys mempunyai kesamaan propertis, tidak hanya warnanya saja.
Warna
dari amethys sangat bervariasi mulai dari ungu pink pucat sampai biru gelap
keunguan, dengan shading berwarna merah ataupun abu – abu. Sering kali dijumpai
distribusi warnanya yang tidak sama rata ataupun tidak merata sempurna, warnanya
sangat kuat pada ujung kristalnya. Amethys memperlihatkan warna dichroisme
lemah, dengan perubahan warna dari abu – abu keunguan menjadi ungu.
Amethys
memperoleh warnanya pada energi radiasi yang tinggi. Contohnya sinar gamma ray
dari sumber radioaktif (Berthelot, 1906)
dan kehadiran besi didalam lattice kristalnya (Holden, 1925).
Penyinaran mengakibatkan atom besi Fe (+3) yang memungkinkan menggantikan silika
ditengah tengah SiO4 tetrahedra menghilangkan elektron lainnya dan membentuk
Fe(3+) sebuah tahap oksidasi yang tidak biasa pada besi (Lehmann
and Moore, 1966). Dengan catatan bahwa pewarnaan besi
dan tandanya agaknya tidak selamanya hadir didalam kisi – kisi sebagai ion yang
ideal (Fe3+ and Fe4+). Elektron dilepasakan dari besi
dengan penyinaran yang kemungkinan ditangkap oleh ion lain, tetapi terdapat perbedaan
model yang begitu persis pada pusat warna Fe(+4) yang stabil. Berdasarkan teori
Lehmann et.al (1973), elektron yang dilepaskan dari Fe3+ ke
pembentukan Fe4+ adalah ditangkap oleh Fe3+ yang lain
ditempat lain didalam kisi – kisi yang mendapatkan pengurangan Fe2+,
jadi warna pusat akan menjadi sebuah pasangan [FeO4]2+/Fe2+
dibentuk didalam reaksi :
[FeO4]- + Fe3+
→ [FeO4]0 + Fe2+
Amethys
dapat muncul di dalam berbagai crystal habits dan growth patterns. Beberapa dari mereka menjadi tipe
dari amethys. Amethys di dalam batuan vulkanik adalah berbentuk prismatik pendek,
muka dari prism terkadang tidak berkembang pada semua mineral. Pada banyak
lokasi di batuan beku dan batuan metamorf tingkat tinggi contohnya
dipegunungan alpen, amethys tumbuh sebagai scepter pada bagian atas dari
kristal batuan atau pada smoky kuarsa. Disamping terdapatnya sampel kristal
amethys yang relatif memanjang.
Amethys yang paling terkenal dan mempunyai nilai
komersial yang penting berada pada batuan volkanik. Berbentuk memanjang pada
pengisian rongga gas dengan varietas kuarsa. Amethys juga dijumpai pada batuan
beku dan terkadang pada batuan metamorf, yang dapat mengandung cukup trace
elemen radioaktif untuk menyinari kristal. Amethis dari batuan sedimen sangat
jarang dijumpai, dan kristal selalu berwarna sangat pucat. Amethys juga
biasanya dijumpai pada endapan biji. Untuk menbentuk kisi – kisi kristal
kuarsa, besi membutuhkan kehadiran Fe3+ dan
bukan Fe2+. Amethys kemungkinan tidak dapat terbentuk di dalam cairan
liquid yang mengandung jumlah agen
redusing yang besar, seperti H2S atau methana, CH4, yang salah satunya bisa
sebagai penstabil Fe2+ atau pereduksi Fe3+ ke Fe2+. Oksigen hadir didalam cairan
liquid yang akan menyebabkan terbentuknya Fe3+. Sebagai contoh di
dalam beberapa endapan biji , mineral di bagian yang datang dibawah pengaruh
dari air meteoric bisa terjadi alterasi atau oksidasi, dan karenanya dapat
terjadi karatan disemua bagiannya, bagian ini disebut iron gossan.
Physical Properties of Amethyst
|
||
Mohs Hardness
|
7
|
|
Specific Gravity
|
2.65
|
|
Tenacity
|
Brittle
|
|
Cleavage Quality
|
None
|
|
Fracture
|
Conchoidal
|
|
Optical Properties of Amethyst
|
||
Refractive Index
|
1.544 to 1.553
|
|
Birefringence
|
0.009
|
|
Pleochroism
|
Weak: (gray)-purple - reddish-purple
|
|
Dispersion
|
0.013
|
|
Colour
|
||
Colour (General)
|
Purple, violet, pale red-violet
|
|
Colour (Daylight)
|
Some amethysts lose some color in daylight.
|
|
Colour (Chelsea Filter)
|
Reddish
|
|
Causes of Colour
|
Violet to purple, O2+→Fe4+
charge transfer, due to irradiation.
|
|
Transparency
|
Transparent,Translucent
|
|
Fluorescence & other light
emissions
|
||
Fluorescence (General)
|
Inert to weak greenish or bluish
|
|
Crystallography of Amethyst
|
||
Crystal System
|
Trigonal
|
|
Habit
|
Hexagonal prisms
|
|
Geological Environment
|
||
Where found:
|
Found in geodes in alluvial deposits.
|
|
*Di tulis dari berbagai sumber