Rabu, 06 April 2016

Transport Sediment 2



Klasifikasi Ripples
Ripples merupakan struktur sedimen yang dapat terbentuk pada sedimen silisiklastik maupun pada sedimen karbonat. Ripples dapat terbentuk oleh media angin maupun air. Ripples dapat terbentuk pada aliran arus unidirectional maupun pada aliran arus oscillatory (wave action).  Ripples yang terbentuk pada arus unidirectional berbentuk asimetris dan sisi yang curam atau disebut lee side menghadap ke hilir searah dengan aliran fluida. Ripples asimetris yang terbentuk pada pola ini disebut dengan current ripples. Pada kondisi alamiah, ripples ini dapat terbentuk pada sungai dan stream flow, backwash pada pantai, longshore currents, tidal currents, dan arus bawah deep – ocean. Puncak dari arus ripples dan dunes mempunyai berbagai bentuk misalnya stright, sinuous, catenary, linguoid, dan lunate. Bentuk dari ripples dan dunes biasanya berhubungan dengan kedalaman air dan kecepatan aliran (Allen, 1968), namun, faktor yang mengontrol bentuk dari ripples tersebut belum sepenuhnya diketahui. Pada pengamatan dibawah kondisi alamiah, ripples dan dunes dengan bentuk yang lebih kompleks dapat berkembang pada kedalaman air yang dangkal dengan kecepatan aliran yang tinggi. Urutan – urutan perkembangan bedform yang seiring dengan penurunan kedalaman air dan kecepatan  mulai dari straight – sinuous – symetric linguoid – asymetric linguoid untuk ripples dan straight – sinuous – catenary - lunate untuk dunes. Ripples yang terbentuk oleh wave action dibawah aliran oscillatory  disebut oscillatory ripples. Oscillation ripples berbentuk symmetrical dan puncak berbentuk straight.
Ripples lebih umum terbentuk pada lingkungan shallow – water, namun ripples pernah di jumpai pada lantai samudera pada kedalaman beberapa ratus meter. Ripples relatif kurang terawetkan karena ripples sangat mudah untuk tererosi dan rusak akibat erosi arus sebelum mengalami proses burial. Dunes umummnya dijumpai sedikit, meskipun demikian dunes kuno pernah dijumpai di beberapa unit sedimen tebal.
Gambar 4. klasifikasi current ripples dan dunes berdasarkan bentuk. Arah aliran mengalir dari bawah ke atas (after Allen, J. R. L., 1968, dalam Boggs., 2006)
Dunes
Dunes digunakan untuk semua bedform yang besar ( lebih besar daripada ripples). Dunes pada umumnya hampir sama dengan ripples kecuali dari segi ukuran. Dunes terbentuk dalam arus yang cepat pada butiran sedimen yang berukuran antara pasir halus hingga kerikil. Ripples indeks dari dunes mulai dari 5 pada pasir halus hingga 50 pada sedimen kasar.
Selama terjadinya proses pembentukan ripples dan dunes, permukaan air akan terlihat adanya sedikit disturbance atau  gelombang air seiring dengan  tahap pembentukan bedform. Kondisi hidrolik yang menghasilkan bedform dan terjadinya gelombang dipermukaan, disebut sebagai lower - flow regime ( Simons and Richardson, 1961 dalam Boggs, 1995). Ripple dan dunes dihasilkan dalam lower – flow regime yang bermigrasi ke arah hilir karena material sedimen tererosi dari bagian sisi stoss (current – facing) dari bedform dan terbawa kebagian atas crest dimana material sedimen tersebut kemudian longsor ke bagian lee slope. Material hasil longsoran tersebut membentuk cross – laminasi dengan sudut dip ke arah hilir sekitar lebih dari 30.
Peningkatan kecepatan aliran akan menyebabkan hancurnya dunes yang kemudian akan menciptakan terbentuknya tahap upper – flow regime. Terjadinya kecepatan aliran air yang kemudian menghasilkan gelombang air permukaan simetris yang bersamaan dengan gterbentuknya fase bedform disebut debagai upper – flow regime. Disebabkan oleh aliran air yang sangat deras, transportasi sedimen intensif terjadi yang menyebabkan terbentuknya bidang datar pada bed hal ini dikenal dengan istilah tahap aliran  plane – bed. Aliran plane – bed menyebabkan terbentuknya internal planar lamination dengan masing – masing laminasi dapat terbentuk dengan ketebalan beberapa milimeter hingga beberapa centimeter. Lingkungan yang paling penting dimana plane bed dapat terbentuk, diantaranya pada stream channel, pantai dan area didekat daratan (nearshore) dimana terdapar gelombang yang kuat, serta dibawah arus turbidit dengan kecepatan yang tinggi.
Disamping terbentuknya plane bed pada kecepatan aliran yang kuat, dapat pula terbentuk antidunes walau dengan jumlah yang sedikit, bedform yang berombak – ombak (undulating) dengan panjang dapat mencapai 5 m dengan ripple indeks berkisar antara 7 – 100. Antidune terbentuk dengan sangat cepat, aliran dangkal dengan Froude numbers lebih besar dari 0,8. Migrasi hulu selama aliran berlangsung membentuk sudut yang kecil (<10) cross bedding mengarah ke bagian hulu.
Ketika kecepatan aliran meningkat diatas tahap antidune, tipe akhir dari bedform adalah chute and pool structure, terbentuk pada aliran yang sangat cepat. Chute and pool tersebut terbentuk pada aliran yang dangkal dan cepat membentuk chute yang berakhir secara tiba – tiba dalam genangan lebih dalam, dimana aliran sangat tenang. Akumulasi sedimen terjadi pada area genangan yang tenang (tranquil pool) yang mempunyai laminas dengan dip yang curang pada sisi belakang (upstream – dipping) terbentuk (Leeder, 1982, dalam Boogs, 1993).
Sediment Loads and Transport Paths
Suatu saat sedimen akan tererosi dan bergerak, transportasi tersebut merupakan perpindahan material ke arah hilir yang merupakan fungsi dari settling velocity partikel dan besarnya kecepatan arus serta turbulensi. Dibawah kondisi tersebut, beban sedimen (sediment load) dapat semuanya terdiri dari partikel yang sangat kasar, partikel sangat halus, ataupun percampuran antara keduanya. Sedimen yang berbutir kasar seperti pasir dan kerikil bergerak atau berpindah dengan sangat dekat dari dasar selama proses transportasi, yang disebut sebagai bedload. Sedangkan material sedimen yang berbutir lebih halus terbawa oleh aliran ke atas dasar yang disebut sebagai suspended load.  Jika shear velocity (U*) lebih besar dari settling velocity (V) maka maerial akan mengalami suspension. 
Gambar 5.  hubungan antara flow velocity dengan ukuran sedimen dalam membentuk pergerakan butiran sedimen pada conto sampel sedimen pasir kuarsa, dari rippled bed berubah ke flat bed ( sheet flow) (After Clinton., 1976 dalam Boggs, 1995)
Gambar 6. Sekuen bedform yang berkembang di dalam zona offshore dan nearshore (After Clifton, dkk., 1971 dalam Boggs, 1995)
Gambar 7. Bentuk crest pada oscilation ripples, current ripples dan combined – flow ripples (Harms, J.C dkk., 1982 dalam Boggs., 1995)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar